TERNATE#- Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman secara langsung melaunching Proyek Perubahan “Sigofi Gam”, Strategi Penanganan Sampah Berbasis Partisipasi Masyarakat, Menuju Ternate Bebas Sampah, dari Project Leader Tonny S. Pontoh sebagai pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XXIII Tahun 2023, Senin (23/10/2023).
Launching Proyek Perubahan “Sigofi Gam”, Strategi Penanganan Sampah Berbasis Partisipasi Masyarakat Menuju Ternate Bebas Sampah ditandai dengan Pemukulan gong Wali Kota Ternate, bersama Sekda, Kaban BPKAD dan Forkopimda Kota Ternate.
Tonny S. Pontoh menyampaikan, gagasan Proyek Perubahan “Sigofi Gam” ini sangat tepat dilaksanakan dikarenakan sejalan dengan Visi misi Wali Kota Ternate yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Ternate Tahun 2021-2026, yaitu terkait Permasalahan Sampah.
Sehingga, lanjut Tonny, dengan adanya “Sigofi Gam” strategi penanganan sampah Berbasis Partisipasi Masyarakat akan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
“Di dalam KSM, yang bertugas melakukan pengelolaan sampah secara mandiri serta mengawasi, melaporkan, dan ikut serta bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota ternate melakukan penanganan sampah,”kata Tonny.
Menurut Tonny, “Sigofi Gam” dalam Bahasa Ternate berarti “Kase Bersih Kampong” yang artinya membersihkan lingkungan sekitar desa atau kelurahan. Dan seluruh tahapan kegiatan Proyek perubahan waktu 2 (dua) bulan dan Tahap Launching merupakan tahap terakhir pelaksanaan Proyek Perubahan ini.
Proyek Perubahan ini, kata Tonny, menggagas beberapa inovasi yang diharapkan mampu menjawab permasalahan sampah di Kota Ternate, melalui Penyusunan Peraturan Walikota Ternate tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Partisipasi Masyarakat, lebih khususnya pengelolaan sampah yang dilakukan oleh KSM secara mandiri.
Kemudian Penandatanganan Komitmen bersama oleh OPD yang berkaitan dengan Pengelolaan Sampah Berbasis Partisipasi Masyarakat, sebagai bukti peran serta Stakeholder dalam penanganan sampah.
“Dan Peluncuran Aplikasi ‘Sigofi Gam’ sebagai bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah secara Digital. Karena dengan adanya aplikasi ini akan mempermudah pengaduan permasalahan Sampah di wilayah Kota Ternate,”ucapnya.
Sehingga, Tonny menambahkan, atas nama Pemkot Ternate mengucapkan terimakasih kepada teman teman dari Tim Efektif dan para Stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan Proyek Perubahan ini. Kemudian, teman-teman teman dari Pihak Swasta atau Pengusaha di Kota Ternate yang ikut membantu terlaksananya kegiatan Launching.
“Tentunya ini merupakan bentuk Kolaborasi yang baik antara Pemerintah dengan Swasta dalam membantu masyarakat demi terciptanya Kesejahteraan bersama. Dengan kegiatan seperti inilah kami dapat mengajak dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan kita,”pungkasnya.
Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman dalam sambutannya menyampaikan, di RPJMD Kota Ternate kemudian, breakdown kedalam visi misi dan 14 Program Prioritas, salah satunya adalah Industrialisasi Pengelolaan Sampah berbasis partisipatif.
Lanjut Tauhid, kebersihan itu adalah tuntutan kehidupan, selain ada Slsampah ada juga faktor orang yang membersihkan.
“Sehingga proyek perubahan yang digagas oleh Kepala DLHK Kota Ternate ini cocok dengan apa yang sudah termuat dalam RPJMD terkait dengan Industrialisasi Pengelolaan Sampah berbasis partisipatif,”ujarnya
Selanjutnya, ada dua poin inti di dalam Proyek perubahan, pertama adalah masyarakat itu belum maju maka, akan menyatakan seberapa jauh partisipasi masyarakat. Dan itu lebih diarahkan ke dalam kualitas, karena orang atau masyarakat belum mengagendakan faktor bersih, sebagai bagian dari kebiasaan.
Sementara, poin kedua, jika masyarakat sudah maju, maka seberapa banyak partisipasi masyarakat. Dan mendorong pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat, karena yang menjadi penyakit bukan sampahnya, tapi perilaku masyarakat.
Sehingga, ada pokok-pokok pikiran yang dibangun oleh DLHK untuk mencoba mereformasi strategi pengelolaan sampah, dari awalnya yang diistilahkan supermen menjadi super tim yang melibatkan partisipasi masyarakat.
“Hanya saja kita belum melihat sebuah cara bagaimana upaya pengurangan sampah. Karena paradigma lama adalah sampah itu dikumpul, diangkut dan dibuang, dan saya takuti jangan sampai kita masih berparadigma seperti itu. Tapi, harus dengan paradigma yang terbaru yaitu, Religius dan risaikel,”pungkasnya.