TERNATE#- Sejumlah pegawai Perumda Ake Gale mengakui insentif mereka difuga sudah dipangkas oleh Direktur Perumda Ake Gaale, Abubakar Adam sehingga karyawan menutut agar masalah ini segera diselesaikan.
Kepala Seksi Hubungan Langganan Perumda Air Minum Ake Gaale Ternate, Syarif Hodu mengatakan, aksi yang dilakukan hari ini berkaitan kebijakan Direksi yang merugikan pelanggan.
Bahkan, kata Syarif, Dirut Perumda Ake Gaale memiliki keberanian mematikan pompa di waktu malam dengan alasan penghematan listrik.
“Jadi kalau air mati tenagh malam itu karena kebijakan pak direktur untuk perintahkan kami segera kasih mati pompa,” jelasnya, Senin (14/11/2022).
Kata dia, ini terus dilakukan tentunya yang akan jadi korbannya para pelanggan dibeberapa titik sehingga airnya tidak berjalan.
“Jika ini berkaitan dengan manajemen keuangan, mengapa gaji atau tunjangan direksi dan dewas sangat tinggi, jadi wali kota segera evaluasi seluruh Dewas dan Direksi,” kata Syarif.
Ia menyebutkan, akhir-akhir ini tunjangan Direksi dinaikkan, sementara para karyawan hanya bertahan dengan uang tamu sebesar Rp 250 ribu, itu pun merka pangkas. “Kami dapat Tp 250 ribu, tapi informasinya kami terima tidak sesuai, “ ungkapnya.
Menurutnya, Direksi sudah mendapatkan dana representatif puluhan juta, bahkan kenaikan dana tersebut tidak diketahui. Meksi begitu, dana representatif ini diketahui setelah pihaknya mengecek di keuangan.
“Kita tahu setelah, kita print semua-semua biaya itu,” katanya.
Di tempat terpisah, Dirut Perumda Ake Gaale Kota Ternate, Abubakar Adam mengakui ada insentif pegawai yang memang harus dipotong. Sebab tidak rasional, misalnya para pencatat meteran padahal sudah ada gaji.
“Jadi gaji semua pegawai sudah dinaikan sebesar Rp 1 juta, padahal sebelumnya itu dibawa dari Rp 1 juta, jadi kenapa harus ada insentif lagi, bahkan keputusan penghapusan ini sudah dibicarakan secara bersama-sama,” ungkap Abubakar.
Menurutnya, saat ini pihaknya melakukan pembenahan manajemen keuangan yang sebelumnya sistem pembayaran dengan uang tunai diubah ke sistem non-tunai, sehingga semuanya tertib.
“Kalau tidak begini semuanya tidak tertib, karena banyak yang yang masuk juga keluarnya banyak tanpa ada yang protek, ketika dilakukan perbaikan mereka ribut,” ujarnya.
Ia menambahkan, sementara gaji Direksi ini sesuai dengan keputusan Wali Kota Ternate M Tauhid Soleman sebesar Rp 40 juta.
“Jadi gaji ini per bulan lima kali sebesar Rp 8 juta. Ini sesuai dengan keputusan Wali Kota Ternate,” tandasnya.